"Kalau bandara sudah bagus, nantinya akan banyak investor yang membangun hotel di sini. Di Tanjung Lesung dapat dibangun sekitar 50 hotel lagi. Lalu setelah itu, akan ada jalan tol," ungkap Darmono.
Tanjung Lesung
Saat ini, kawasan Tanjung Lesung pun sudah memiliki beragam penginapan dari kelas melati hingga hotel berbintang. "Di sana penginapan memang sudah lengkap, sekitar 300 kamar ada di Tanjung Lesung," kata Darmono.
Di balik itu, Tanjung Lesung sudah menjadi surganya pecinta pantai. Pantai yang bersih dan dunia bawah laut yang memesona menjadi suguhan utama di sini. Selain itu, traveler juga bisa melihat gagahnya Gunung Krakatau
"Tanjung Lesung itu hebat. Pantainya bersih, hutannya lebat, dan di depannya ada Gunung Krakatau," tutur Darmono.
Tak hanya alam, Darmono juga menyinggung soal kebudayaan di Banten seperti debus dan Suku Badui. Menurutnya, debus yang merupakan pertunjukan tradisional khas Banten adalah daya tarik tersendiri untuk mengundang traveler ke Banten. Tinggal bagaimana cara mempromosikannya.
"Orang Badui itu terkenal sebagai pecinta lingkungan. Jadi kita tak usah jauh-jauh belajar cara mencintai lingkungan ke luar negeri, tinggal belajar saja sama Suku Badui. Kita hanya kalah promosi saja," ujar Darmono.
Untuk itu, Kawasan Ekonomi Khusus diharapkan dapat memaksimalkan potensi yang ada di kawasan Tanjung Lesung. Kawasan Ekonomi Khusus pun dapat membuat citra Tanjung Lesung lebih dikenal dan dapat lebih mudah dijangkau oleh traveler.
Traveler dapat menikmati beragam fasilitas lebih mewah dan lengkap dalam beberapa tahun ke depan di Tanjung Lesung. Melalui Kawasan Ekonomi Khusus, Tanjung Lesung pun di masa depan digadang-gadang akan melebihi Bali!
"Bisa lebih bagus daripada Bali dan lebih deket dari Jakarta juga. Kalau honeymoon di Tanjung Lesung lihatnya Gunung Krakatau," tutup Darmono.